1 13992. Ayat alquran tentang rezeki - Sudah menjadi tabiat manusia bahwa manusia memiliki kecenderungan menginginkan rezeki yang berlimpah ruah, menginginkan segala kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi dengan baik. Inilah yang kemudian mendorong banyak manusia tenggelam dalam kesibukan mencari rezeki, bahkan tidak sedikit yang dibutakan oleh Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi untuk Nabi Muhammad saw....Hai orang-orang yang beriman!...Bersalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya yaitu katakanlah oleh kalian..., "Allaahumma Shalli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad Wa Sallim", artinya, "Ya Allah!...Limpahkanlah salawat dan Salam-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad." Telah banyak kaum setelah Nûh yang Kami binasakan karena mendurhakai nabi-nabi mereka....dengan pengetahuan yang dalam, seperti halnya pengetahuan orang yang melihat langsung....Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-Nya lagi Maha Melihat....Maka tidak ada perbuatan seorang hamba yang tidak diketahu oleh-Nya....Allah akan membalas mereka sesuai dengan amal perbuatannya. Apakah kamu tiada melihat tidak mengetahui bahwasanya Allah menurunkan air dari langit yakni hujan...lalu jadilah bumi itu hijau?...disebabkan adanya tumbuh-tumbuhan sesudah itu, hal ini merupakan bukti bagi kekuasaan Allah....Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya, karena itu Dia menumbuhkan tumbuh-tumbuhan...dengan air hujan itu lagi Maha Waspada terhadap apa yang ada dalam hati mereka, di kala hujan datang Berkat kemenangan dalam peperangan itu, Allah memenuhi hati orang-orang Mukmin dengan kegembiraan yang...Allah melenyapkan rasa amarah dari hati mereka, mengabulkan pertobatan orang-orang yang dikehendaki-Nya...Allah Maha Mengetahui persoalan hamba-hamba-Nya dan Mahabijaksana dalam syariat yang diperuntukkan bagi...mereka. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak mau memahami ketauhidan, sebagaimana Dia...mengunci mati hati orang-orang itu, maka Dia pun mengunci mati hati mereka yang mengatakan hal demikian...terhadap Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Yaitu orang-orang yang apabila mereka ditimpa musibah bencana atau malapetaka mereka mengucapkan,...'Innaa lillaahi' artinya sesungguhnya kita ini milik Allah; maksudnya menjadi milik dan hamba-Nya yang...dapat diperlakukan-Nya sekehendak-Nya, 'wa innaa ilaihi raaji`uun' artinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah...raaji`uun' ketika mendapat musibah, maka ia diberi pahala oleh Allah dan diiringi-Nya dengan kebaikan...Juga diberitakan bahwa pada suatu ketika lampu Nabi saw. padam, maka beliau pun mengucapkan istirja`, Katakanlah kepada mereka, hai Muhammad, "Kalian belum beriman....Sebab hati kalian masih belum percaya terhadap apa yang kalian katakan....Jika kalian benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada sedikit pun pahala amal perbuatan...kalian yang dikurangi....Sesungguhnya Allah Mahaagung ampunan-Nya terhadap para hamba, lagi Maha Memiliki rahmat yang luas terhadap Sesungguhnya Allah tidak menganiaya hamba-hamba-Nya disebabkan siksaan-Nya atas perbuatan jahat yang...mereka lakukan....Itulah keadilan, karena selamanya tidak akan sama antara yang berbuat baik dan berbuat jahat....Maka siksa Allah itu sebagai balasan atas kejahatan mereka. Allah melebihkan rezeki seseorang di atas yang lain. Rezeki para tuan lebih baik dari hamba sahaya....Para tuan yang diberi kelebihan rezeki oleh Allah Swt. itu tidak akan memberikan separuh rezeki mereka...kepada para hamba yang dimilikinya, sehingga para hamba sahaya itu memiliki bagian rezeki yang sama...Dan jika orang-orang kafir itu tidak rela bila para hamba sahaya sama-sama memiliki rezeki yang Allah...Apakah sesudah itu mata hati mereka tetap tertutup dan terus mengingkari nikmat-nikmat Allah dengan cara Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka...bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran....Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. Dan yang mempersatukan menghimpun hati mereka sesudah mengalami ujian-ujian....Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi niscaya kamu tidak dapat mempersatukan...hati mereka akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka dengan kekuasaan-Nya....Sesungguhnya Dia Maha Perkasa Maha Menang atas semua perkara-Nya lagi Maha Bijaksana tiada sesuatu...pun yang terlepas daripada kebijaksanaan-Nya. Tuhanmu, wahai Muhammad, adalah Allah Yang Benar dan satu-satunya yang berhak atas ketuhanan....Hanya Dialah yang berhak mendapatkan pujian dari hamba-hamba-Nya di dunia atas nikmat dan petunjuk- Nya..., dan pujian di akhirat atas keadilan dan pahala-Nya....Hanya Dialah yang memiliki hukum dan keputusan di antara hamba-hamba-Nya....Dan hanya kepada-Nya tempat kembali. Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia sebagai rasul-rasul-Nya....Ayat ini diturunkan ketika orang-orang musyrik mengatakan, sebagaimana yang telah disitir oleh firman-Nya...Shad, 8 sesungguhnya Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan mereka lagi Maha Melihat utusan yang telah...diangkat-Nya, seperti malaikat Jibril, malaikat Mikail, Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad dan Rasul-rasul...lainnya, semoga selawat dan salam Allah curahkan kepada mereka semuanya. Setelah kesedihan itu, Allah memberi kalian nikmat ketenangan, berupa rasa kantuk yang menyelimuti golongan...Dia yang akan mengatur hal itu pada hamba-hamba-Nya, apakah mereka mengerjakan faktor-faktor kemenangan...Dalam hati, mereka berkata, "Kalau kita mempunyai kebebasan, kita tidak akan pergi berperang sehingga...akan terbunuh di medan perang, maka mereka pasti akan keluar menuju tempat kematian itu."...Allah Maha Mengetahui hal-hal yang tersembunyi di dalam hati. Jika mereka menyanggah kamu hai Muhammad dalam soal agama maka katakanlah kepada mereka "Kuserahkan...wajahku kepada Allah artinya aku tunduk dan patuh kepada-Nya, aku dan orang-orang yang mengikutiku...Jika mereka masuk Islam, maka sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk dari kesesatan dan jika...mereka berpaling dari agama Islam maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan risalah yang diamanatkan...kepadamu dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya lalu diberi-Nya balasan atas amal perbuatan mereka Bukan merupakan sunatullah dan tanda kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya, untuk menyandangkan sifat...sesat kepada suatu kaum dan menimpakan hukuman-Nya atas mereka berupa kehinaan dan malapetaka, sedangkan...mereka telah mendapatkan petunjuk untuk memeluk agama Islam, sehingga mereka-melalui wahyu yang diturunkan...kepada Rasulullah-dapat mengetahui apa yang seharusnya mereka tinggalkan....Sesungguhnya ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Hai manusia maksudnya warga Mekah sesungguhnya telah datang kepadamu rasul yakni Muhammad saw....membawa kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu kepadanya dan usahakanlah yang terbaik bagi kamu... dari apa yang melingkungimu Dan jika kamu kafir kepadanya maka bagi-Nya apa yang di langit dan yang...di bumi baik sebagai milik maupun sebagai makhluk dan hamba hingga tidaklah merugikan kepada-Nya kekafiranmu...itu Dan Allah Maha Mengetahui terhadap makhluk-Nya lagi Maha Bijaksana mengenai perbuatan-Nya terhadap Itulah agama yang mereka diberi petunjuk kepadanya petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk...kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya....Seandainya mereka menyekutukan Allah sebagai perumpamaan saja niscaya lenyaplah dari mereka amalan...yang telah mereka lakukan. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di...atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun akan tetapi Allah menangguhkan penyiksaan mereka,...sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat...keadaan hamba-hamba-Nya. Wahai Nabi, sesungguhnya orang-orang yang berbuat kesalahan karena lalai dalam memperhitungkan konsekuensi...dan risiko perbuatannya lalu segera bertobat dari kesalahan itu dan mengadakan perbaikan diri, niscaya...Tuhan-Mu akan mengampuni dosa mereka....Sebab, setelah pertobatan itu, Allah Maha Mengampuni segala kesalahan, Mahaluas rahmat-Nya bagi para...hamba. Ini adalah kisah Tuhanmu, hai Muhammad, tentang kasih sayang-Nya yang diberikan kepada hamba dan nabi-Nya Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu yakni hamba-hamba-Nya yang baik....Lafal ayat ini dan kalimat sesudahnya, berkedudukan menjadi Mubtada, yaitu sampai dengan firman-Nya,...di atas bumi dengan rendah hati dengan tenang dan rendah diri dan apabila orang-orang jahil menyapa...mereka mengajak mereka berbicara mengenai hal-hal yang tidak disukainya mereka mengucapkan kata-kata...yang mengandung keselamatan perkataan yang menghindarkan diri mereka dari dosa. Wahai Muhammad, ceritakan pula kepada mereka kisah Mûsâ yang ada di dalam al-Qur'ân....Sesungguhnya ia adalah orang yang tulus jiwa, hati dan jasmaninya kepada Allah....Dan ia telah dipilih sebagai nabi dan rasul. atas sekalian hamba-hamba-Nya....Dan Dialah Yang Maha Bijaksana atas makhluk-Nya lagi Maha Mengetahui Semua yang tersimpan dalam batin...mereka sebagaimana halnya yang tampak pada mereka....Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan pertanyaan yang mereka ajukan kepada Nabi saw., "Datangkanlah...kepada kami orang yang menyaksikan dirimu sebagai Nabi karena sesungguhnya orang-orang Ahli Kitab pun Maka disebabkan mereka melanggar ma merupakan tambahan; ba sababiyah berkaitan dengan yang dibuang,...mereka terhadap ayat-ayat Allah dan pembunuhan yang mereka lakukan kepada nabi-nabi tanpa alasan yang...benar dan kata mereka kepada Nabi saw...."Hati kami tertutup" tak dapat mendengar apa yang kamu katakan bahkan Allah telah mengunci hati mereka...mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya Sesungguhnya bagi kamu ada tanda atau pelajaran, lalu hal itu disebutkan untuk penjelasan pada dua...golongan dua puak yang bertemu di hari Badar untuk berperang segolongan bertempur di jalan Allah... untuk menaati perintah-Nya, yaitu Nabi saw. bersama para sahabat....buah pedang, sedangkan kebanyakan mereka adalah berjalan kaki dan yang lain kafir, yang melihat mereka...Dan Allah menyokong menguatkan dengan pertolongan-Nya siapa yang disukai-Nya untuk ditolong. Wahai Muhammad, ingatlah ketika Nabi Mûsâ berkata kepada kaumnya, "Wahai kaum, mengapa kalian meyakitiku...padahal kalian tahu bahwa aku adalah utusan Allah kepada kalian?"...Maka tatkala mereka terus menyeleweng dari kebenaran, Allah memalingkan hati mereka dari petunjuk....Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang tidak taat kepada-Nya. Dan jika Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya semuanya tentulah mereka akan melampaui batas... semuanya akan melampaui batas; tentulah mereka akan berlaku sewenang-wenang di muka bumi, tetapi Allah...menurunkan dapat dibaca Yunazzilu atau Yunzilu, yakni menurunkan rezeki-Nya apa yang dikehendaki-Nya...dengan ukuran maka Dia melapangkan rezeki itu kepada sebagian hamba-hamba-Nya, sedangkan yang lainnya...Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. Orang-orang menjadi subjek atau mubtada yang memenuhi panggilan Allah dan rasul-Nya agar keluar untuk...berperang, yakni sewaktu Abu Sufyan dan kawan-kawannya hendak mengulangi peperangan dan berjanji dengan...Nabi saw. serta para sahabat akan bertemu kembali di pasar Badar setahun setelah perang Uhud setelah...mereka mendapat luka yakni di Uhud, sedangkan yang menjadi predikat atau khabar mubtadanya ialah ...bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dengan menaati-Nya dan menjaga diri dari menyalahi-Nya Lalu Dia menyampaikan yakni Allah swt....kepada hamba-Nya yaitu malaikat Jibril apa yang telah diwahyukan-Nya kepada malaikat Jibril untuk...disampaikan kepada Nabi saw....Di sini yang mewahyukan tidak disebutkan karena mengagungkan kedudukan-Nya.
TafsirAl-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 261. Gambaran orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk berjihad dan hal lainnya dengan maksud untuk mencari ridhaNya itu seperti orang yang menanam satu biji yang menumbuhkan 7 tangkai yang berasal dari satu batang tumbuhan, lalu masing-masing tangkai itu memiliki 100 biji lainnya.
Pertanyaan Apa hikmah yang bisa disimpulkan dari sebagian nash yang menjelaskan bahwa Allah bertanya kepada para hamba-Nya, seperti pertanyaan Allah kepada Jibril apa yang mereka harapkan ? Teks Jawaban Bukhori 6408 dan Muslim 2689 –dengan redaksi milik Muslim- telah meriwayatkan dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu- dari Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَائِكَةً سَيَّارَةً فُضُلًا ، يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ ، فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ ، وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ ، حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ ، قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ـ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ ، مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ ؟ فَيَقُولُونَ جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الْأَرْضِ ، يُسَبِّحُونَكَ ، وَيُكَبِّرُونَكَ ، وَيُهَلِّلُونَكَ ، وَيَحْمَدُونَكَ ، وَيَسْأَلُونَكَ ، قَالَ وَمَاذَا يَسْأَلُونِي ؟ ، قَالُوا يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ ، قَالَ وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوا لَا ، أَيْ رَبِّ ، قَالَ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي ؟ ، قَالُوا وَيَسْتَجِيرُونَكَ ، قَالَ وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي ؟ قَالُوا مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ ، قَالَ وَهَلْ رَأَوْا نَارِي؟ قَالُوا لَا ، قَالَ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي؟ ، قَالُوا وَيَسْتَغْفِرُونَكَ ، قَالَ فَيَقُولُ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا ، وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا ،. قَالَ فَيَقُولُونَ رَبِّ فِيهِمْ فُلَانٌ عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ ، فَيَقُولُ وَلَهُ غَفَرْتُ ، هُمْ الْقَوْمُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ “Sungguh Allah –Tabaraka wa Ta’ala- mempunyai malaikat penjelajah yang mulia, mereka mengikuti majelis-majelis dzikir, maka jika mereka mendapatkan majelis yang di dalamnya ada dzikir maka mereka duduk bersama mereka, sebagian mereka meliputi sebagiannya dengan sayap-sayap mereka, sehingga mereka memenuhi langit dunia, dan jika mereka berpisah mereka kembali naik ke langit. Beliau bersabda “Lalu Allah –Azza wa Jalla- bertanya kepada mereka –Dan Dia Maha Mengetahui dari para mereka- dari mana kalian ?, mereka menjawab “Kami datang dari hamba-hamba-Mu di bumi, mereka senantiasa bertasbih kepada-Mu, bertakbir kepada-Mu, bertahlil kepada-Mu, memuji-Mu, meminta kepada-Mu”. Allah berfirman “Apa yang mereka minta kepada-Ku ?”. Mereka menjawab, “Mereka meminta surga-Mu. Berfirman,”Apakah mereka pernah melihat surga-Ku. Mereka menjawab, “Belum wahai Tuhanku. Berfirman, “Bagaimana kalau mereka melihat surga-Ku., “Mereka mengatakan “Mereka meminta perlindungan kepada-Mu”. Dia berfirman “Mereka meminta perlindungan kepada-Ku dari apa ?”. Mereka menjawab “Dari neraka-Mu wahai Rabb”. Dia berfirman “Apakah mereka telah melihat neraka-Ku ?”, mereka menjawab “Belum”. Dia menjawab “Maka bagaimana jika mereka melihat neraka-Ku ?”. Mereka menjawab “Mereka akan meminta ampun kepada-Mu”. Allah berfirman “Aku telah mengampuni mereka dan telah memberikan apa yang mereka minta dan telah aku berikan perlindungan kepada mereka”. Mereka berkata “Wahai Rabb, di antara mereka ada seorang pelaku dosa, ia hanya lewat saja lalu duduk bersama mereka”. Allah berfirman “Baginya sudah Aku ampuni, mereka adalah suatu kaum yang siapapun yang duduk bersama mereka tidak akan merasa sengsara”. HR. Bukhori & Muslim Dan di dalam riwayat Bukhori disebutkan فَيَقُولُ هَلْ رَأَوْنِي؟ قَالَ فَيَقُولُونَ لاَ وَاللَّهِ مَا رَأَوْكَ؟ ، قَالَ فَيَقُولُ وَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي؟ قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً ، وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيدًا وَتَحْمِيدًا، وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيحًا “Maka Allah berfirman “Apakah mereka telah melihat-Ku ?”, mereka berkata “Tidak, demi Allah mereka belum pernah melihat-Mu”. Dia berfirman “Maka bagaimana jika mereka telah melihat-Ku ?”. Mereka berkata “Kalau saja mereka telah melihat-Mu, maka mereka akan lebih giat lagi beribadah, dan lebih banyak lagi memuji-Mu dan lebih banyak lagi bertasbih kepada-Mu”. Imam Muslim 1348 telah meriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ، مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو، ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمِ الْمَلَائِكَةَ ، فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ؟ “Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka, kecuali pada hari Arafah, sungguh Dia Allah mendekat dengan rahmat-Nya, lalu Dia membanggakan mereka di hadapan para malaikat, seraya berfirman “Apa yang mereka inginkan ?”. Dalam riwayat yang lain هَؤُلَاءِ عِبَادِي جَاءُوا شُعْثًا غُبْرًا مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ ، يَرْجُونَ رَحْمَتِي وَيَخَافُونَ عَذَابِي، وَلَمْ يَرَوْنِي، فَكَيْفَ لَوْ رَأُونِي ؟ رواه عبد الرزاق 8830 ، وحسنه الألباني في "صحيح الجامع" 1360 “Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang telah datang dengan rambut yang kusut dan berdebu dari setiap penjuru, mereka mengharapkan rahmat-Ku dan mereka takut akan adzab-Ku, sementara mereka belum pernah melihat-Ku, maka bagaimana kalau saja mereka telah melihat-Ku ?. HR. Abdur Razzaq 8830 dan dihasankan oleh Albani dalam Shahih Al Jami’ 1360. Di antara hikmah pertanyaan Allah kepada para malaikat-Nya tentang keadaan hamba-hamba-Nya, dan semua yang diriwayatkan serupa dengan itu dalam banyak hadits –wallahu a’lam- adalah 1. Bahwa Allah –subhanah- ingin menjelaskan kepada mereka karunia, rahmat dan ampunan-Nya kepada mereka, memenuhi kebutuhan mereka, sebagai balasan dari amal sholeh yang mereka lakukan dan baiknya keinginan mereka kepada karunia Rabb mereka; sehingga semua makhluk mengenal Allah –Ta’ala- dengan Nama dan Sifat-sifat-Nya dan seluruh karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh. Syeikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah- berkata pada saat menjelaskan tentang hadits keutamaan wukuf di Arafah tersebut “Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman “Apa yang mereka inginkan ?” yaitu; apa yang mereka inginkan kenapa mereka mendatangi tempat ini ?, mereka mengharapkan karunia-Mu dengan rahmat dan ampunan, serta mengabulkan permintaan mereka”. Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibni Utsaimin 23/26 2. Allah ingin menjelaskan keutamaan mereka yang taat dan sholeh. Dimana mereka berharap dan takut kepada-Nya dalam ghaib dan belum melihat-Nya. 3. Allah ingin menjelaskan kepada para malaikat-Nya penyebab kenapa Allah membanggakan dan memuliakan mereka, yaitu; dengan menentukan kepada mereka bahwa hamba-hamba-Nya telah mendatangi-Nya dengan rambut yang kusut berdebu dengan penuh harap dan takut, hal itu dengan jelas bisa dilihat pada firman-Nya “Seraya Dia berfirman “Maka bagaimana jika mereka telah melihat-Ku ?”. Para malaikat mengakui bahwa mereka berada dalam ketaatan, istiqamah meskipun tidak melihatnya, berbeda dengan Iblis yang sombong dan enggan. Redaksi pengakuan dengan metode soal-jawab juga terjadi dengan orang kafir, jika terjadi bersama orang mukmin untuk menunjukkan kemuliaan-Nya kepada mereka, menunjukkan nikmat Allah dan karunia-Nya kepada mereka. Jika bersama orang kafir untuk merendahkan dan menghinakannya, sebagai hujjah atas mereka, sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah tentang hisabnya orang kafir pada hari kiamat فَيَلْقَى الْعَبْدَ، فَيَقُولُ أَيْ فُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ ، وَأُسَوِّدْكَ ، وَأُزَوِّجْكَ ، وَأُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَالْإِبِلَ ، وَأَذَرْكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ ؟ ، فَيَقُولُ بَلَى، قَالَ فَيَقُولُ أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلَاقِيَّ؟ فَيَقُولُ لَا، فَيَقُولُ فَإِنِّي أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي رواه مسلم 2968 “Maka Dia bertemu dengan seorang hamba, seraya berfirman “Wahai fulan, tidakkah Aku telah memuliakanmu?, menjadikanmu pemimpin ?, menikahkanmu ?, menundukkan bagimu kuda dan onta ?, membiarkanmu memimpin dan menjaminmu ?, maka ia berkata “Tentu”. Allah berfirman “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan bertemu dengan –Ku ?, maka ia menjawab “Tidak”. Maka Dia menjawab “Sungguh Aku melupakanmu sebagaimana kamu telah melupakan-Ku”. HR. Muslim 2968 4. Di dalamnya terdapat isyarat pada jawaban para malaikat dari ucapan mereka أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِد فِيهَا وَيَسْفِك الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّح بِحَمْدِك وَنُقَدِّس لَك “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" QS. Al Baqarah 30 Al Hafidz Ibnu Hajar –rahimahullah- berkata “Di antara hikmahnya adalah bahwa pertanyaan itu bisa jadi sumbernya dari yang bertanya, dan Dia Allah Maha Mengetahui tentang apa yang ditanyakan dari pada orang yang ditanya; untuk menampakkan kepedulian pada hal yang ditanyakan, kesungguhan ketentuannya, mengumumkan kemuliaan kedudukannya. Dikatakan juga bahwa pertanyaan Allah secara khusus kepada para malaikat tentang mereka yang berdzikir; mengisyaratkan kepada ucapan mereka para malaikat أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِد فِيهَا وَيَسْفِك الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّح بِحَمْدِك وَنُقَدِّس لَك “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" QS. Al Baqarah 30 Seakan-akan dikatakan kepada mereka “Lihatlah oleh kalian apa yang terjadi kepada mereka manusia, mereka bertasbih dan mensucikan Allah, padahal mereka bisa jadi dikuasai oleh syahwat dan bisikan syetan. Dan bagaimana mereka mengobati hal itu. Dan mereka mirip dengan kalian dalam tasbih dan mensucikan-Nya. Dikatakan juga hikmah dari hadits ini bahwa dzikir yang dibaca oleh bani Adam akan lebih tinggi dari dzikirnya para malaikat; karena dzikirnya bani Adam meskipun banyak kesibukan, ada banyak perubahan, sementara dada mereka berada di alam ghaib, hal ini berbeda dengan para malaikat pada semua point di atas”. Fathul Baari 11/213 Baca juga Umdatul Qaari karya Al Uyaini 23/28 dan Dalil Al Falihin 7/247. Wallahu A’lam .
Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 96); ia menerangkan bahwa Allah itu melihat apa yang manusia kerjakan, tidak ada yang samar dalam ilmu Allah. Allah mengetahui semuanya dari segala sisi. Allah yang menjaga dan mengingat amalan mereka, sampai nantinya akan memberikan hukuman. ALLÂH MAHA MENGETAHUIOleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-AtsariManusia mengenal Allâh Azza wa Jalla dengan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna. Dengan memahai nama-nama dan sifat-sifat Allâh Subhanahu wa Ta’ala , kita akan lebih bisa mengenal Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Semua nama Allâh pasti memuat SIFAT ILMU ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat menetapkan sifat ilmu mengetahui bagi Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Ini berdasarkan banyak dalil dari kitab suci al-Qur’an, hadits Nabi dan antara ratusan dalil ayat al-Qur’an adalah Bahwa di antara nama-nama Allâh adalah al-Alîm Yang Maha Mengetahui, yang memuat sifat ilmu. Allâh Azza wa Jalla berfirmanتَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِDiturunkan Kitab ini Al Qur’an dari Allâh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [Al-Mukmin/40 2]Demikian pula di antara nama Allâh Azza wa Jalla adalah Allâmul Ghuyûb Yang Maha Mengetahui perkara ghaib, yang memuat sifat ilmu. Allâh Azza wa Jalla berfirmanأَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِTidakkah mereka tahu bahwasanya Allâh mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allâh amat mengetahui segala yang gaib? [At-Taubat/9 78]Dan di antara nama-nama Allâh adalah Âlimul Ghaibi wasy Syahâdah Yang Maha Mengetahui perkara ghaib dan yang nampak, juga memuat sifat الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِYang mengetahui semua yang gaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. [Ar-Ra’du/13 9]Dalil hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam banyak sekali, antara lain hadits berikut iniعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عِنْدَ الْكَرْبِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَلِيمُ الْحَلِيمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِDari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata, “Kebiasaan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata pada waktu kesusahan, Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allâh, Pemilik singgasana yang agung. Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allâh, Pemilik langit dan bumi, dan Pemilik singgasana yang mulia”. [HR. Al-Bukhâri, no. 6990]Dalil akal bahwa Allâh Azza wa Jalla memiliki ilmu adalah bahwa Allâh itu Pencipta, sedangkan selain-Nya adalah makhluk. Akal menetapkan bahwa Pencipta pasti mengetahui makhluk-Nya. Allâh Azza wa Jalla telah mengisyaratkan hal ini dengan firman-Nyaأَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُApakah Allâh Yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kamu lahirkan dan rahasiakan; dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? [Al-Mulk/67 14]ILMU ALLAH AZALI DAN ABADI Ilmu Allâh itu sempurna, bersifat azali dan abadi. Azali artinya ada semenjak dahulu, sedangkan abadi artinya selalu ada pada Allâh Subhanahu wa Ta’ala .Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Oleh karena itu ilmu Allâh Azza wa Jalla tidak didahului dengan ketidaktahuan, dan tidak disusul dengan lupa, sebagaimana Nabi Musa Alaihissalam berkata kepada Fir’aunقَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي فِي كِتَابٍ ۖ لَا يَضِلُّ رَبِّي وَلَا يَنْسَىMusa menjawab, “Pengetahuan tentang keadaan umat-umat yang dahulu itu ada di sisi Rabbku, di dalam sebuah kitab, Rabb kami tidak akan salah dan tidak pula lupa”. [Thaha/20 52]Berbeda dengan ilmu pengetahuan makhluk yang didahului dengan ketidaktahuan, dan tidak disusul dengan lupa.” [Syarah Aqîdah Wasîthiyah, 1/194]ALLAH MENGETAHUI SEGALA SESUATU Allâh Azza wa Jalla memberitakan dalam beberapa ayat bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Allâh Azza wa Jalla berfirmanهُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌDia-lah Allâh, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. [Al-Baqarah/2 29]Allâh Azza wa Jalla juga berfirmanبَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ ۖ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌDia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. [Al-An’am/6 101]Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah saat menjelaskan ayat yang artinya, “Dia mengetahui segala sesuatu”, beliau mengatakan bahwa ini termasuk bentuk umum yang tidak ada pengecualian selamanya. Keumuman ilmu Allâh ini mencakup ilmu terhadap perbuatan-Nya, perbuatan para hamba-Nya, baik secara global maupun rinci. Allâh Azza wa Jalla mengetahui apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi. Ilmu Allâh Subhanahu wa Ta’ala mencakup sesuatu yang wajib ada, sesuatu yang mungkin ada, dan sesuatu yang mustahil ada. Sehingga ilmu Allâh luas, mencakup, dan meliputi segala sesuatu tanpa Ilmu Allâh terhadap sesuatu yang wajib ada, seperti ilmu-Nya pengetahuan-Nya terhadap diri-Nya, dan terhadap semua sifat-Nya yang maha Ilmu Allâh terhadap sesuatu yang mustahil ada, seperti firman Allâh Azza wa Jalla لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allâh, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. [Al-Anbiya’/21 22]Demikian juga firmanNyaإِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَاباً وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allâh sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. [Al-Hajj/22 73]3. Ilmu Allâh terhadap sesuatu yang mungkin ada, adalah semua makhluk yang telah Allâh Subhanahu wa Ta’ala beritakan, itu termasuk sesuatu yang mungkin. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَDan Allâh mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan. [An-Nahl/16 19]Dengan demikian, ilmu Allâh Subhanahu wa Ta’ala meliputi segala sesuatu”. [Syarah Aqîdah Wasîthiyah, 1/184]Tidak ada apapun yang lepas dari ilmu Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang meliputi segala sesuatu. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lohmahfuz. [Al-An’am/6 59]DAMPAK DARI MENGIMANI BAHWA ALLAH MAHA MENGETAHUI Banyak sekali dampak keimanan manusia kepada ilmu Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkataوالثمرة التي ينتجها الإيمان بأن الله بكل شيء عليم كمال مراقبة الله عز وجل وخشيته، بحيث لا يفقده حيث أمره، ولا يراه حيث yang dihasilkan oleh keimanan bahwa Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu adalah kesempurnaan murâqabah pengawasan kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan khasy-yah takut kepada-Nya, yang mana Allâh mendapatinya di tempat yang Allâh perintahkan dan Allâh tidak melihatnya di tempat yang Dia larang”. [Syarah Aqîdah Wasîthiyah, 1/184]Kemudian di antara dampak keimanan kepada ilmu Allâh, antara lain adalah1. Mengetahui Kesempurnaan Agama Islam Karena Allâh Maha Mengetahui, sementara agama Islam datang dari sisi-Nya. Maka Islam adalah agama yang sempurna, beritanya benar dan hukum-hukumnya adil. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُTelah sempurnalah kalimat Rabbmu al-Qur’an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-An’am/6 115]Oleh karena itu kita dapatkan banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan hukum syari’at kemudian di akhiri dengan menyebutkan nama Allâh Alîm Maha Mengetahui dan Hakîm Maha Bijaksana. Contohnya adalah firman Allâh Azza wa Jalla إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌSesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allâh dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allâh; dan Allâh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [At-Taubat/9 60] Kalau syari’at Islam ini datang dari Allâh Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, maka tentu kewajiban hamba untuk menerima dengan senang hati seluruh syari’at Islam dan meyakini kebaikannya di atas seluruh peraturan yang Bertawakkal Kepada Allâh Dalam Segala Perkara Karena Allâh Maha Mengetahui, Maha Kuasa, Maha Kasih Sayang, maka seorang hamba akan mendapatkan ketenanagan dan keyakinan dengan bertawakkal kepada-Nya dalam segala urusan. Termasuk bertawakkal dalam masalah rezeki, karena sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah menjamin rezeki seluruh makhluk-Nya. Yang penting adalah berusaha yang halal dan hasilnya disandarkan kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُDan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa mengurus rezekinya sendiri. Allâh-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Ankabut/29 60]3. Faktor Pendorong Taqwa Kepada Allâh Ketika seorang hamba mengetahui bahwa Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu, Maha Mengawasi semua perbuatan hamba-Nya, maka itu merupakan faktor terbesar yang mendorong seseorang untuk selalu bertaqwa kepada-Nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanأَلَا إِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ قَدْ يَعْلَمُ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ وَيَوْمَ يُرْجَعُونَ إِلَيْهِ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌKetahuilah sesungguhnya kepunyaan Allâh lah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada di dalamnya sekarang. Dan mengetahui pula hari manusia dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu. [An-Nûr/24 64]Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirmanوَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُمْ بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِDan ingatlah karunia Allâh kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan “Kami dengar dan kami taati”. Dan bertakwalah kepada Allâh, sesungguhnya Allâh Maha Mengetahui isi hati mu. [Al-Mâidah/5 7]4. Faktor Pendorong Ketaan dan Ibadah Kepada Allâh Ketika seorang hamba mengetahui bahwa Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu, Maha Mengawasi semua perbuatan hamba-Nya, maka itu merupakan faktor terbesar untuk selalu taat kepada-Nya, melaksanakan amal shalih, dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Allâh Azza wa Jalla berfirmanيَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌHai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Mukminun/23 51]Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirmanيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌMereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allâh Maha Mengetahuinya. [Al-Baqarah/2 215]5. Mencegah Maksiat Kepada Allâh Ketika seorang hamba mengetahui bahwa Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu, Maha Mengawasi semua perbuatan hambaNya, maka itu merupakan faktor terbesar untuk meninggalkan maksiat. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌDan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allâh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Baqarah/2 283]Sesungguhnya Allâh Mengetahui pandangan mata khianat untuk berbuat maksiat, bahkan isi hati manusia Allâh juga mengetahuinya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanيَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُDia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. [Al-Mukmin/40 19]Dengan keterangan ini kita mengetahi bagaimana pengaruh aqidah shahihah yang benar pada perilaku manusia di dunia ini, maka selayaknya kita memperhatikan masalah-masalah aqidah dengan perhatian yang besar, sehingga membawa keselamatan kehidupan dunia dan akhirat kita. Semoga Allâh selalu membimbing kita di dalam kebaikan dan menjauhkan dari segala keburukan.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XX/1437H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] Allahadalah sebaik perancangan untuk hidup kita. Dia Maha Mengetahui segalanya dan segala perancanganNya adalah penuh dengan teliti. Dari kesilapan yang lepas itulah kita mampu bertahan hidup dan belajar dari kesilapan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Dan tiada seseorang pun yang betul mengetahui apa yang akan diusahakannya esok يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ Arab-Latin Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad, wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'malụnArtinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al-Hasyr 17 ✵ Al-Hasyr 19 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Menarik Terkait Dengan Surat Al-Hasyr Ayat 18 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hasyr Ayat 18 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah menarik dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penjelasan dari berbagai mufassirin terhadap makna surat Al-Hasyr ayat 18, antara lain seperti terlampir📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia18. Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya, serta melaksanakan syariatNya, takutlah kalian kepada Allah, waspadalah hukumanNYa dengan melaksanakan apa yang Allah perintahkan kepada kalian dan meninggalkan apa yang Allah larang bagi kalian. Hendaknya setiap jiwa merenungkan apa yang telah dilakukannya berupa amal perbuatan untuk menghadapi Hari Kiamat. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan, tidak ada sedikit pun dari amal kalian yang samar bagi Allah, dan Dia akan membalas kalian karenanya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram18. Wahai orang-orang yang beriman dan melaksanakan apa yang disyariatkan oleh Allah untuk mereka, bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dan hendaknya masing-masing jiwa memperhatikan apa yang telah disiapkannya dari amal saleh untuk hari Kiamat, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan, tidak ada sesuatu pun dari amal kalian yang luput dari-Nya, dan Dia akan membalas kalian atas perbuatan tersebut.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah18-19. Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dan hendaklah setiap mereka mencermati kebaikan apa yang telah dia siapkan untuk menghadapi hari kiamat. Kemudian Allah mengulangi perintah-Nya agar mereka bertakwa kepada Allah, untuk menegaskan betapa pentingnya ketakwaan. Allah Maha Mengetahui segala perbuatan kalian di dunia. Dan Allah melarang mereka agar tidak menjadi seperti orang-orang lalai dari mengingat Allah, karena Allah akan membalas mereka dengan melalaikan diri mereka sendiri. Orang-orang yang jauh dari kebenaran itu adalah orang-orang yang menyelisihi perintah dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah18. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ اتَّقُوا۟ اللهَ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah Yakni berhati-hatilah azab-Nya dengan menjalankan apa yang Dia perintahkan dan meninggalkan apa yang Dia larang. وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat Yakni hendaklah kalian mencermati amalan apa yang kalian siapkan untuk hari kiamat.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah18. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Pada hari kiamat semua jiwa akan melihat segala amal baik yang telah dia kerjakan. Bertakwalah kepada Allah sebagai penekanan, sungguh Allah Maha mengetahui segala perbuatab kalian. Tidak ada satu pun yang bisa tersembunyi dari pengawasan Allah. Allah Maha memberi balasan atas amal kalian📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahWahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan} hendaklah merenungi {apa yang telah dia perbuat untuk hari esok} untuk hari kiamat {Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kalian kerjakanMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H18. Allah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman untuk menunaikan konsekuensi iman yaitu dengan bertakwa kepada Allah, baik dikala sepi maupun ramai dan di segala hal. Allah memerintahkan mereka untuk menjaga apa saja yang diperintahkan, baik yang berbentuk perintah, syariat, maupun batasan-batasanNya, serta memikirkan akibat baik dan buruk apa yang akan mereka dapatkan, serta apa yang mereka dapatkan dari amal perbuatan mereka yang bisa membawakan manfaat atau malapetaka bagi mereka di akhirat. Jika mereka meletakkan akhirat di hadapan mata dan sebagai kiblat hati mereka, maka mereka berkonsentrasi untuk menunaikan amalan-amalan akhirat serta berusaha dengan kuat memperbanyak amalan-amalan yang bisa menghantarkan mereka ke surga dengan membersihkannya dari berbagai hal yang bisa memutus dan menghalangi, yang mencegah mereka untuk mengerjakan atau melakukannya, jika mereka juga mengetahui bahwa “sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” amalan mereka tidaklah samar bagi Allah, tidak akan lenyap disisi Allah dan tidak akan dilalaikan, maka hal itu mengharuskan mereka untuk bersungguh-sungguh dalam beramal. Ayat ini adalah pangkal dalam hal muhasabah diri. Setiap orang harus selalu mengintrospeksi diri. Jika melihat adanya kekeliruan segera menyelesaikannya dengan cara melepaskan diri darinya, bertaubat secara sungguh-sungguh dan berpaling dari berbagai hal yang menghantarkan pada kekeliruan tersebut. Jika menilai dirinya bersikap sekenanya dalam menunaikan perintah-perintah Allah, ia akan mengerahkan segala kemampuannya dengan meminta pertolongan pada RabbNya untuk mengembangkan, dan menyempurnakannya, serta membandingkan antara karunia dan kebaikan Allah yang diberikan padanya dengan kemalasannya. Karena hal itu mengharuskannya merasa malu.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Hasyr ayat 18 Allah menganjurkan bagi orang-orang yang beriman untuk bertakwa dan melihat akan adzab dan selalu mengintrospeksi atas amalan mereka, Allah berkata Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ, beramallah kalian dengan syariat-Nya. Takutlah kalian dari adzab Allah dengan mengerjakan apa yang diperintah dan dilarang-Nya, dan agar memperhatikan setiap amalan yang terdahulu yang akan dihisab di hari kiamat. Kemudian Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar bertakwa untuk kedua kalinya. Dan Allah mengulangi kalimat takwa kaena pentingnya amalan tersebut. Ketahuilah bahwa Allah yang ada di langit mengetahui atas amalan-amalan kalian tanpa tersembunyi apa yang ada di bumi dan di langit. Dan kalian akan dibalas dengan sebab amalan-amalan kalian. Jika baik, maka akan dibalasan dengan kebaikan, jika buruk makan akan dibalas dengan keburukan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk melakukan kehendak dari keimanan dan konsekwensinya yaitu tetap bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala baik dalam keadaan rahasia maupun terang-terangan dan dalam setiap keadaan serta memperhatikan perintah Allah baik syariat-Nya maupun batasan-Nya serta memperhatikan apa yang dapat memberi mereka manfaat dan membuat mereka celaka serta memperhatikan hasil dari amal yang baik dan amal yang buruk pada hari Kiamat. Karena ketika mereka menjadikan akhirat di hadapan matanya dan di depan hatinya, maka mereka akan bersungguh-sungguh memperbanyak amal yang dapat membuat mereka berbahagia di sana, menyingkirkan penghalang yang dapat memberhentikan mereka dari melakukan perjalanan atau menghalangi mereka atau bahkan memalingkan mereka darnya. Demikian juga, ketika mereka mengetahui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala Mahateliti terhadap apa yang mereka kerjakan, dimana amal mereka tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya dan tidak akan sia-sia serta diremehkan-Nya, maka yang demikian dapat membuat mereka semakin semangat beramal saleh. Ayat ini merupakan asas dalam meintrospeksi diri, dan bahwa sepatutnya seorang hamba memeriksa amal yang dikerjakannya, ketika ia melihat ada yang cacat, maka segera disusul dengan mencabutnya, bertobat secara tulus taubatan nashuha dan berpaling dari segala sebab yang dapat membawa dirinya kepada cacat tersebut. Demikian juga ketika ia melihat kekurangan pada dirinya dalam menjalankan perintah Allah, maka ia mengerahkan kemampuannya sambil meminta pertolongan kepada Tuhannya untuk dapat menyempurnakan kekurangan itu dan memperbaikinya serta mengukur antara nikmat-nikmat Allah dan ihsan-Nya yang banyak dengan kekurangan pada amalnya, dimana hal itu akan membuatnya semakin malu kepada-Nya. Sungguh rugi seorang yang lalai terhadap masalah ini dan mirip dengan orang-orang yang lupa kepada Allah; lalai dari mengingat-Nya serta lalai dari memenuhi hak-Nya dan mendatangi keuntungan terbatas bagi dirinya dan hawa nafsunya sehingga mereka tidak mendapatkan keberuntungan, bahkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjadikan mereka lupa terhadap maslahat diri mereka, maka keadaan mereka menjadi melampaui batas, mereka pulang ke akhirat dengan membawa kerugian di dunia dan akhirat serta tertipu dengan tipuan yang sulit ditutupi, karena mereka adalah orang-orang yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hasyr Ayat 18Salah satu sifat orang munafik adalah menyatakan beriman kepada Allah dan rasul-Nya secara lisan, padahal mereka bukan orang beriman lihat surah al-baqarah/210 sehingga nasib mereka di akhirat kekal di dalam neraka. Pada ayat ini Allah mengingatkan orang beriman agar benar-benar bertakwa kepada Allah dan memperhatikan hari esok, akhirat. Wahai orang-orang yang beriman! kapan dan di mana saja kamu berada bertakwalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh melakukan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya; dan hendaklah setiap orang siapa pun dia memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, yakni untuk hidup sesudah mati, di akhirat dengan berbuat kebaikan atas dasar iman, ditopang dengan ilmu dan hati yang ikhlas semata-mata mengharap rida Allah, sebab hidup di dunia ini sementara, sedangkan hidup di akhirat itu abadi; dan bertakwalah kepada Allah dengan menjaga hubungan baik dengan Allah, manusia dan alam. Sungguh, Allah mahateliti sekecil apa pun juga terhadap apa yang kamu kerjakan sehingga semua yang kamu lakukan berada dalam pengetahuan Allah lihat surah q'f/50 18. 19. Allah mengingatkan orang berimaan dengan berfirman, 'dan janganlah kamu, wahai orang-orang beriman seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, tidak menyadari bahwa Allah senantiasa mengawasi manusia dalam kehidupan ini sehingga Allah menjadikan mereka, karena pola hidup mereka yang hanya mencari kepuasaan, kelezatan, dan kenikmatan duniawi tanpa mempertimbangkan kebutuhan hidup sesudah mati, manusia yang lupa akan diri sendiri, yakni manusia yang tercabut dari akar kemanusiaannya. Mereka itulah, manusia yang lupa kepada Allah dan lupa kepada diri sendiri adalah orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang bergelimang dosa dan perbuatan keji. '.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian aneka ragam penjabaran dari beragam pakar tafsir terhadap makna dan arti surat Al-Hasyr ayat 18 arab-latin dan artinya, semoga membawa faidah untuk ummat. Sokonglah kemajuan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Link Paling Banyak Dikaji Terdapat berbagai materi yang paling banyak dikaji, seperti surat/ayat Al-Kautsar, Shad 54, Al-Mulk, Asmaul Husna, Al-Ikhlas, Do’a Sholat Dhuha. Termasuk Ayat Kursi, Al-Kahfi, Ar-Rahman, Yasin, Al-Baqarah, Al-Waqi’ah. Al-KautsarShad 54Al-MulkAsmaul HusnaAl-IkhlasDo’a Sholat DhuhaAyat KursiAl-KahfiAr-RahmanYasinAl-BaqarahAl-Waqi’ah Pencarian al baqarah 285-286, surat alfatihah, surah yasin, surat ar rum ayat 21, al maun latin Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah AllahSWT maha mengetahui setiap apa yang akan berlaku dan dia lebih mengetahui apa yang terbaik untuk setiap hambanya. Ada manusia beranggapan tidak baik ketika Allah tidak membantunya pada saat dia memerlukan pertolongan. Maka, dia berasakan dirinya tidak disayangi, doanya tidak pernah dimakbulkan dan amalan kebaikannya sia-sia.

Pengertian Cinta Allah kepada Hamba-Nya dianalogikan sebagai cinta yang tidak ada tandingannya oleh siapapun yang ada di seluruh alam semesta ini. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” HR. Bukhari dan Muslim Tentu saja, penjelasan seperti ini tidak serta merta dimaknai dengan pengertian secara dangkal saja. Sebagai hamba yang taat kita semua harus mengetahui siapa Allah sebenarnya. Sehingga kita akan dapat lebih memaknai pencipta kita lebih dalam dan lebih luas. Cinta Allah tentunya sesuatu yang sangat diharapkan oleh semua makhluk hidup yang ada di alam semesta. Seperti Allah berfirman dalam Al-Quran dalam QS. Al-Maaidah 54, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui.” Pengertian Cinta Allah pada Hamba-NyaTanda Cinta Allah pada Hamba-Nya1. Allah Tidak Cepat-Cepat Menurunkan Siksaan Dan Menjaga Aib Hamba-Nya2. Memberikan Ujian atau Musibah3. Menuntun Kita Mendekati Agama4. Terhalang Melakukan Kemaksiatan5. Diberikan Kesabaran6. Mengabulkan Do’a Hamba–Nya Sebelum mendefinisikan lebih luas tentang Allah cinta pada hamba-Nya. Terlebih dahulu kita mengerti hakikat cinta sesuai syariat islam. Cinta adalah perasaan sayang dan memunculkan nikmat bagi yang merasakannya. Dalam pengertian cinta Allah kepada hamba-Nya adalah sesuatu yang agung dan sangat luar biasa. Sebaliknya cinta hamba kepada Rabbnya merupakan nikmat. Hal itu bisa dirasakan bilamana ada suatu ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ketaatan dan ketaqwaan muncul ketika Allah menganugerahkan nikmat kepada hamba-Nya berupa petunjuk. Petunjuk untuk selalu mematuhi perintah-Nya dan sebisa mungkin menjauhi larangan-Nya. Allah tidak akan membiarkan seorang hambanya terjerumus dan melanggar syariat. Tetapi banyak sekali hamba-hamba yang mencoba mengingkari-Nya. Oleh sebab itu, alangkah baiknya kita sebagai manusia membalas cinta yang Allah berikan dengan balasan cinta yang sesungguhnya. Tanda Cinta Allah pada Hamba-Nya Terkadang tanda Allah cinta pada hambanya memang tidak selalu terlihat menyenangkan bagi hambanya. Bahkan banyak hamba yang merasa tidak adil dengan suatu keadaan yang sedang menimpa dirinya. Padahal jika kita ingin sedikit melunakkan hati dan husnudzon tentu semua hal yang terjadi memang ada campur tangan Allah SWT di dalamnya. Tanda Allah cinta kepada hamba-Nya memang tidak selamanya indah. Hal itu terjadi, karena Allah lah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya yang terkadang kita sebagai manusia tidak menyadari akan hal yang demikian. Untuk membahas tanda cinta Allah pada hamba-Nya, lebih lengkap kita akan menjabarkan beberapa tanda-tanda Allah cinta kepada hamba-Nya sebagai berikut ini. Agar kita sebagai umatnya semakin dekat dengan Allah, antara lain 1. Allah Tidak Cepat-Cepat Menurunkan Siksaan Dan Menjaga Aib Hamba-Nya Sebagai bukti kecintaan Allah terhadap hamba-Nya Allah sengaja menunda siksaan kepada hamba-Nya yang melakukan dosa dan kemaksiatan di dunia. Bahkan Allah juga sengaja menutupi aib seseorang hamba. Hal tersebut bisa kita lihat pada kehidupan kita di dunia. Jika kita dituntut untuk jujur, setiap harinya kita pastinya tidak luput dari dosa atau kekhilafan. Andaikan aib kita tidak dijaga oleh Allah pastilah kehidupan kita di dunia tidak akan tentram. Hal tersebut membuktikan bahwa Allah SWT lah yang memang menutupi aib kita. Sehingga kita bisa tetap menjalani kehidupan tanpa ada rasa malu. Tetapi, sebagai hamba yang taat, sebaiknya kita punya rasa bersalah jika sudah melakukan suatu kesalahan. Kemudian, segera perbaiki kesalahan itu dengan kembali ke jalan yang benar. 2. Memberikan Ujian atau Musibah Di dunia ini ujian yang diberikan oleh Allah itu ada dua. Yang pertama ujian dengan keburukan dan yang kedua dengan kebaikan. Sering kali kita berpikir bahwa ujian dengan keburukan adalah ujian yang diberikan dengan cobaan yang berat yang sulit untuk kita jalani. Tetapi pernahkah kita mencoba merenungi bahwa di balik semua cobaan Allah pada hamba-Nya selalu ada maksud dan hikmah di dalamnya. Allah memberi ujian atau musibah juga karena kita dianggap mampu menjalaninya. Selain itu ujian dalam kebaikan juga sebenarnya sangat sulit dijalani. Misalnya saja, kita dianugerahi kekayaan di dunia yang berlimpah, jika saja kita tidak bisa mengamalkan harta yang Allah titipkan kemudian menjadi kikir atau tamak sungguh kita adalah orang-orang yang merugi. 3. Menuntun Kita Mendekati Agama Adanya kemudahan dalam hal pemahaman mengenai agama akan diberikan oleh Allah melalui petunjuk. Jadi, kita merasa senang dan tenang ketika dekat dengan Allah dan agama islam. Hal tersebut juga salah satu tanda cinta Allah pada hamba-Nya. Petunjuk Allah selalu ada, tinggal kita dituntut agar lebih peka. Karena kehidupan di dunia hanya fana dan sebaik-baiknya tempat kembali adalah kepada pencinta kita, Allah SWT. 4. Terhalang Melakukan Kemaksiatan Allah akan selalu menjaga hamba-Nya dari kemaksiatan dunia. Itu juga tanda-tanda cinta dari Allah kepada hamba-Nya. Allah senantiasa menghalangi maksiat dengan rahmat yang diturunkan kepada hamba-Nya. Sebagai hamba yang taat sekeras mungkin kita juga menjauhi kemaksiatan karena Allah bersama dengan hamba-hamba yang taat. Mungkin, hal itu tidak terasa mudah. Tipsnya adalah mulailah dengan memperbaiki lingkungan dan cara bergaul kita. Selain itu, selalu ingat bahwa Allah mengetahui apapun yang kita lakukan. Sehingga, kita dapat terhindar dari kemaksiatan dunia. Karena banyak orang kerap merasa khilaf karena dalam hatinya tidak pernah terpikir bahwa Allah selalu tahu dengan apa yang mereka perbuat selama ini. 5. Diberikan Kesabaran Bentuk lain tanda cinta Allah kepada hamba-Nya adalah dengan kesabaran yang tertanam dalam diri seorang hamba. Kesabaran erat kaitnya dengan tingkat ketakwaan seseorang. Orang yang sabar, akan diridhoi oleh Allah, seperti Allah berfirman dalam QS. Ar Ra’d 2 Dimana orang yang selalu sabar mencari ridho Allah, orang itulah yang nantinya akan mendapatkan hidayah dan kebaikan. Meskipun, kesabaran bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Kesabaran menuntut kita mengolah rasa emosi dan amarah yang sulit untuk dikendalikan. Tetapi percayalah, buah dari kesabaran mengandung hikmah yang sangat manis untuk kita sebagai hamba Allah di dunia. Dengan sabar, maka semua hal yang berkaitan dengan masalah di dunia akan terasa ringan. 6. Mengabulkan Do’a Hamba–Nya Tanda cinta dari Allah SWT selanjutnya adalah Allah pasti mengabulkan doa-doa semua hamba-Nya. Seperti firman Allah dalam QS. Gafir 60. Bahwa umat yang mau berdo’a kepada-Nya, pasti akan dikabulkan permintaannya. Sementara orang yang angkuh dan sombong dan tidak mau meminta, mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka Jahanam dalam kondisi yang hina. Tetapi dalam kenyataan terkadang Allah lama sekali mengabulkan doa kita. Hal itu bukan berarti doa kita ditolak dan tidak akan dikabulkan oleh Allah. Hanya saja, waktunya yang belum pas. Allah mengabulkan doa kita sesuai dengan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Karena Allah Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Maka dari itulah, selalu bersabarlah karena cinta Allah kepada hamba-Nya itu tidak ada habisnya.

DanAllah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."(QS. Al Maidah {5}:76) Makna Membaca Asmaul Husna Al-'Alim Asmaul Husna Al-'Alim dapat dijadikan sebagai wirid dan zikir untuk mengingatkan diri, bahwa hanya Allah SWT yang Maha Mengadakan ciptaan-Nya dengan sebaik-baiknya. Kemudian, selain dijadikan sebagai wirid dan dzikir,
loading...Pribadi yang bertakwa inilah pribadi terbaik yang diinginkan Allah Taala. Dan, para Rasul hingga orang beriman terus mengejar predikat sebagai hamba terbaik. Foto ilustrasi/ist Perintah Allah Ta'ala dalam Al Qur'an telah banyak menyerukan kepada hamba-Nya agar menjadi pribadi yang bertakwa . Allah Ta'ala telah memberikan banyak kunci dan jalan agar seorang muslim menjadi muttaqin orang yang bertakwa. Antara lain dengan perintah menjalankan syariat Allah dengan kaffah menyeluruh, misalnya berpuasa di bulan Ramadan. Firman Allah Ta'ala يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Al Baqarah ; 183. Baca Juga Pribadi yang bertakwa inilah pribadi terbaik yang diinginkan Allah Ta'ala. Dan, para Rasul hingga orang beriman terus mengejar predikat sebagai hamba terbaik. Telah banyak hamba Allah yang terbaik yang telah mendahului kita. Mereka dari kalangan nabi, orang-orang shidiq, para syuhada’, dan orang-orang saleh .Baca Juga Banyak Keutamaan Bersedekah, Namun Hati-hati Jika Melakukannya dengan Harta HaramLantas, apakah kita, manusia yang hidup di akhir zaman ini, masih memiliki peluang untuk menjadi hamba yang dikasihi dan dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala? Ketahuilah, Allah subhanahu wata’ala tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya dalam kebingungan dan kesulitan, selama ia bersungguh-sungguh ingin menggapai ridha-Nya. Dan sesunggguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Pada setiap masalah, Allah subhanahu wata’ala siapkan subhanahu wata’ala berjanji dalam firman-Nya,فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” QS. Al-Insyirah 5Lalu, bagaimana cara menjadi hamba Allah yang terbaik? Menjadi hamba Allah yang terbaik, karakternya dijelaskan dalam Surat al-Furqan ayat 63 – 74. Karakter-karakter tersebut, disebutkan sebagai berikut 1. Tawadhu’, tenang, dan bermartabatHamba yang dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala adalah kaum beriman yang berkarakter tawadhu’, beradab, tenang dalam bersikap, dan tetap bermartabat di tengah kehidupan sosial. Baca Juga Allah Ta'ala berfirman,وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا“Adapun hamba-hamba Dzat Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati.” QS. Al-Furqan 632. Mengabaikan sikap orang jahilBagaimana cara menyikapi jika diajak bicara oleh orang jahil tentang hal-hal yang tidak bermanfaat, mengundang maksiat, atau bahkan menyesatkan? Caranya dengan tidak menggubris pembicaraan mereka. Menjauhkan diri dari kerumunan mereka.

Sebagaiorang muslim wajib mengetahui apa saja nama-nama Allah SWT yang ada pada bacaan dzikir asmaul husna tersebut. Maha Membukakan / Maha Pembuka yaitu membuka gedung penyimpanan rahmatNya untuk seluruh hambaNya. Al-'Aliim : Maha Mengetahui yaitu mengetahui segala yang berwujud serta tidak ada satu wujud pun yang tertutup oleh

Cita-cita, harapan atau impian merupakan salah satu landasan manusia untuk mewujudkan keinginannya. Segala upaya dan tata cara dilakukan manusia demi meraih apa yang diinginkannya itu. Menjadi suatu kebanggaan bagi mereka ketika apa yang mereka citakan dan harapkan terwujud. Namun sebaliknya, rasa kecewa dan marah akan timbul disaat harapan dan keinginan tidak menjadi kenyataan. Hidup adalah pilihan, kadang kita berada di bawah, kadang kita berada di atas. Rasa kecewa disaat keinginan dan harapan tidak menjadi kenyataan menimbulkan penyesalan yang mendalam. Akan tetapi, bagaimanapun juga rasa penyesalan serta rasa kecewa itu merupakan sebuah cobaan dari Allah swt. Kita dapat lihat bagaimana kisah Nabi Yunus yang pada waktu itu mendapatkan rasa kecewa dan marah dikarenakan dakwah yang dilakukannya tidak begitu diindahkan oleh kaumnya. Mereka tidak mau beriman kepada Allah swt. Nabi Yunus pun akhirnya meninggalkan kaumnya dalam keadaan tidak beriman kepada Allah. Allah swt pun akhirnya memberikan peringatan kepada beliau dengan cara beliau dimakan oleh ikan besar yang diutus oleh Allah dengan tidak merobek daging dan mematahkan tulang beliau. Setelah beliau menyadari kesalahannya, yakni meninggalkan kaumnya, beliau pun bertaubat kepada Allah dan berdo’a “Tiada Tuhan melainkan Engkau ya Allah! Maha Suci Engkau daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri”.QS Al-Anbiya’ 87. Allah menerima taubat beliau dan mengeluarkan beliau dari ikan besar tersebut kemudian menyuruhnya agar kembali kepada kaumnya. Itu merupakan salah satu gambaran bagi kita umat islam, bahwa ketika kita dihadapkan dengan pilihan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, maka kembalikanlah semuanya kepada Allah swt. Karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi hambanya yang selalu bersyukur dan berikhtiar. Mohon ampunlah kepada Allah, apabila kita telah berburuk sangka kepada-Nya karena kita merasa apa yang diberikan Allah bukanlah sesuatu yang kita inginkan. Padahal Allah Maha Tahu yang terbaik bagi hamba-Nya. Apapun yang kita usahakan kita pasrahkan hasilnya kepada Allah. Jodoh, pekerjaan, atau apa pun itu. Kita yakini dan kita optimalkan bahwa apa yang telah kita dapatkan adalah yang terbaik untuk kita dan untuk Allah. Allah swt berfirman, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Allahmaha mengetahui yang terbaik untuk hambanya .. { May 1, 2010 @ 12:59 am} · { Uncategorized} "Akhirnya ada juga Le Bis yang lewat. Kita pulang Le. Ya Allah, kok ya tega ya nda mau berhenti. Sabar ya Le, insya Allah akan ada lagi Bis yang lewat. "Ya Allah, Bis nya penuh Le, tapi ga apa apa, yang penting kita bisa pulang Le."
HikmahMenarik Terkait Dengan Surat An-Nisa Ayat 128. Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 128 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah menarik dari ayat ini. Didapati variasi penjelasan dari beragam ahli ilmu mengenai kandungan surat An-Nisa ayat 128, di antaranya sebagaimana berikut: Dan apabila seorang wanita .
  • b90wvnp616.pages.dev/155
  • b90wvnp616.pages.dev/353
  • b90wvnp616.pages.dev/350
  • b90wvnp616.pages.dev/829
  • b90wvnp616.pages.dev/476
  • b90wvnp616.pages.dev/266
  • b90wvnp616.pages.dev/81
  • b90wvnp616.pages.dev/565
  • b90wvnp616.pages.dev/365
  • b90wvnp616.pages.dev/467
  • b90wvnp616.pages.dev/97
  • b90wvnp616.pages.dev/919
  • b90wvnp616.pages.dev/625
  • b90wvnp616.pages.dev/242
  • b90wvnp616.pages.dev/498
  • allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya