Dalamayat yang lain disebutkan : "إنا جعلنا ما على الأرض زينة لها" "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya", QS Al-Kahfi ayat 7. Sementara golongan yang lain berpendapat bahwa yang menjadikan indah perhiasan dunia itu adalah Syaithan.
YAKINLAH bahwa harta itu sebenarnya milik Allah sedangkan manusia hanya memegang amanah atau pinjaman dari-Nya. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Qur’an Al Karim “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah meminjamkan kepadamu,” QS Al Hadid 7 Allah lah pemilik harta benda, karena Dia yang menciptakannya dan yang menciptakan sumber produksinya serta memudahkan sarana untuk mendapatkannya. Bahkan Dia-lah yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta. BACA JUGA Bahaya Harta Haram di Akhir Zaman “Dan kepunyaannya Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi..,” QS An-Najm 31 “Ingatlah sesungguhnya hanya milik-Nya makhluq yang ada di langit dan makhluk yang ada di bumi.,” QS Yunus 66 “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam, kamukah yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya,” QS AI Waqi’ah 63-64 “Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu…,”QS. An-Nuur 33 “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka..,” QS Ali Imran 180 Jadi apa yang diberikan Allah kepada manusia dari karunia-Nya salah satunya adalah harta, sehingga kekuasaan manusia atas harta itu sekedar sebagai wakil, bukan pemilik aslinya. Jika manusia adalah sebagai amin yang dipercaya untuk memegang harta dan sebagai wakil, maka tidak boleh bagi manusia untuk menyandarkan harta itu pada dirinya dan mengatasnamakan keutamaan itu sebagai atas jerih payahnya. Sehingga ia mengatakan seperti yang dikatakan oleh orang kafir, “Ini adalah milikku” Fushshilat 41. Atau mengatakan seperti yang dikatakan oleh Qarun, “Sesungguhnya aku diberi harta itu, hanya karena ilmu yang ada padaku” Al Qashash 78. Demikian juga tidak diperbolehkan bagi manusia untuk menyibukkan dirinya dengan harta itu, tanpa melibatkan keluarga dari pemilik aslinya, karena seluruh makhluq adalah keluarga Allah. Hal ini berarti ia telah melupakan kedudukan dan fungsi harta itu. Imam Fakhruddin Ar-Razi mengatakan di dalam tafsirnya, “Sesungguhnya orang-orang fakir itu adalah keluarga Allah dan orang-orang kaya itu khuzzanullah yang menyimpan harta Allah, karena harta yang ada di tangan mereka adalah harta Allah. Seandainya Allah SWT tidak memberikan harta itu di tangan mereka, niscaya mereka tidak memilikinya sedikit pun. Maka bukan sesuatu yang aneh jika ada seorang raja berkata kepada bendaharanya, “Berikan sebagian dari harta yang ada di gudang kepada orang-orang yang membutuhkan dari hamba-hamba sahayaku.” BACA JUGA Waspada, Ini 5 Sikap Tercela Terhadap Harta Wajib bagi manusia yang mengemban amanat harta terikat dengan instruksi pemiliknya dan melaksanakan keputusannya serta tunduk terhadap arahan-arahan-Nya dalam memelihara dan mengembangkannya, dalam menginfakkan dan mendistribusikannya. Bukan berkata seperti yang dikatakan oleh penduduk Madyan kepada Nabi Syu’aib AS “Hai Syu’aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. ,” QS Huud 87 Hal itu merupakan bantahan mereka ketika Syu’aib menasehati mereka, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik mampu dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan adzab hari yang membinasakan kiamat, hai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan rnanusia terhadap hak-hak mereka janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan,” QS Huud 84-85 Mereka mengira bahwa pemilikan harta itu memperbolehkan bagi mereka untuk bebas berbuat semaunya, walaupun hal itu bertentangan dengan norma-norma akhlaq atau tidak memperhatikan kepentingan masyarakat, dengan alasan bahwa, “Ini harta kami, maka kami menggunakannya terserah kemauan kami.” Islam telah menegaskan bahwa harta adalah milik Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki dari para hamba-Nya. BACA JUGA Harta Paling Utama Ketimbang Emas dan Perak Allah mengamanahkan kepada mereka harta itu untuk melihat bagaimana mereka berbuat, maka apabila mereka tidak beriltizam dengan perintah-perintah Allah berarti mereka telah melanggar batas-batas perwakilan. Sehingga harta itu harus diambil secara paksa atau tangan mereka dipukulkan ke batu. Dengan kaidah emas ini, maka Islam maju dalam beberapa kurun abad dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial. Islam telah jauh mendahului apa yang digembar-gemborkan oleh sebagian ilmuwan ilmu sosial Barat bahwa sesungguhnya pemilikan itu tugas sosial, dan sesungguhnya orang yang kaya itu harus mengikuti sistem sosial yang ada. Meskipun kata-kata ini sama sekali tidak sebanding dengan ajaran yang ada dalam Al Qur’an. [] Referensi Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur’an dan Sunnah/DR. Yusuf Al-Qardhawi/ 1997/ Citra Islami Press
BacalahSurah Al-Baqarah, kerana sesungguhnya dalam membacanya itu ada membawa keberkatan, dan tidak mahu membacanya membawa penyesalan. "Ya Ali! Janganlah engkau bersetubuh dengan isterimu pada malam bulan sabit baru muncul, dan jangan pula pada pertengahan bulan, kerana di khuatirkan anakmu akan cacat."
loading...ilustrasi. Foto istimewa Bagi seorang muslimm harta adalah amanahsekaligus ujian dari Allah Ta'ala. Siapa yang amanah terhadap hartanya maka akan berkah dan selamat di akhirat. Tapi jika sombong dan pelit dengan hartanya, maka azab di akhirat menantinya. Sebab, sesungguhnya harta yang benar-benar menjadi miliki manusia itu hanya ada dua. Pertama, apa yang sudah di makan, dan kedua Apa yang sudah disedekahkan. Baca Juga Harta yang dimakan akan menjadi kotoran, sedangkan harta yang disedekahkan akan kekal menjadi milik kita sampai di akhirat. Ada pun uang yang disimpan, rumah yang ditinggali, mobil yang terparkir di garasi, tanah yang luas berhektar-hektar, emas dan perhiasan yang dimiliki semua itu bisa pindah dan hilang kapan saja. Musnahnya harta bisa terkena banyak sebab. Entah itu karena rusak, karena ditimpa bencana alam, banjir, tanah longsor, gunung meletus, di terjang angin topan, kebakaran, hilang di ambil orang, atau tiba-tiba kita meninggal sehingga menjadi warisan. Karena itu tidak sepantasnya sebagai seorang muslim begitu pelit dan bangga dengan banyaknya harta yang disimpan, sebab tidak ada jaminan harta itu akan tetao akan dimiliki. Baca Juga Namun justru sebaliknya harta yang dimiliki harus menjadi sarana untuk kita semakin mudah dapat meraih banyak pahala dan melakukan amal shaleh. Shahabat Abdullah bin asy-Syikhr radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau sedang membaca surat أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu" Baca Juga Kemudian Beliau bersabda, يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي، مَالِي، قَالَ وَهَلْ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟"Anak Adam berkata, 'ini hartaku.. ini hartaku..."Setelah itu Beliau melanjutkan, "Hai anak adam, kamu tidak memiliki dari hartamu kecuali yang telah kamu makan lalu habis, atau pakaian yang kamu gunakan lalu pakaian itu rusak, atau yang kamu sedekahkan maka itulah yang tersisa." HR. Muslim. Baca Juga Ditambahkan dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ، وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ"Adapun selain itu harta yang disedekahkan,pen, maka ia akan sirna dan ditinggalkan bagi manusia ahli warisnya."HR. Muslim.Oleh karenanya selagi Allah Ta'ala masih memberikan kesempatan hidup, maka hendaknya gunakan harta yang dimiliki untuk meraih banyak pahala. Yakni dengan membiasakan diri untuk bersedekah dan membagi sebagian rezeki di jalan Allah. Baca Juga
LaluAbu Thalhah membagi-bagikan tamannya itu kepada famili-familinya yang dekat, termasuk anak-anak pamannya." (HR: Muslim). Ibadah sosial seperti memberi kebahagiaan dan meringankan kesulitan hidup orang lain memiliki keutamaan yang besar. Di antaranya, " Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya." (HR: Muslim).
اِنَّمَاۤ اَمۡوَالُـكُمۡ وَاَوۡلَادُكُمۡ فِتۡنَةٌ ؕ وَاللّٰهُ عِنۡدَهٗۤ اَجۡرٌ عَظِيۡمٌ Innamaa amwaalukum wa awlaadukum fitnah; wallaahu 'indahuuu ajrun 'aziim Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah pahala yang besar. Juz ke-28 Tafsir Manusia harus menyadari dengan penuh keinsafan peringatan Allah pada ayat ini. Sesungguhnya harta kamu yang sangat kamu cintai dan anak-anak kamu yang menjadi kebanggaan kamu hanyalah cobaan bagimu, apakah kamu mengelolanya dengan baik dan benar, serta mendidik mereka dengan agama yang lurus; dan di sisi Allah pahala yang besar bagi orang-orang beriman yang mengelola harta dengan baik dan mendidik anak-anak dengan benar. Allah menerangkan bahwa cinta terhadap harta dan anak adalah cobaan. Jika tidak berhati-hati, akan mendatangkan bencana. Tidak sedikit orang, karena cintanya yang berlebihan kepada harta dan anaknya, berani berbuat yang bukan-bukan dan melanggar ketentuan agama. Dalam ayat ini, harta didahulukan dari anak karena ujian dan bencana harta itu lebih besar, sebagaimana firman Allah Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup. al-'Alaq/96 6-7 Dijelaskan pula dalam sabda Nabi saw. Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat ada cobaan dan sesungguhnya cobaan umatku yang berat ialah harta, Riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, ath-thabrani, dan al-hakim, dari Ka'ab bin 'Iyadh Kalau manusia dapat menahan diri, tidak akan berlebihan cintanya kepada harta dan anaknya, jika cintanya kepada Allah lebih besar daripada cintanya kepada yang lain, maka ia akan mendapat pahala yang besar dan berlipat ganda. sumber Keterangan mengenai QS. At-TaghabunSurat ini terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah dan diturunkan sesudah surat At Tahrim. Nama At Taghaabun diambil dari kata At Taghaabun yang terdapat pada ayat ke 9 yang artinya hari dinampakkan kesalahan-kesalahan.
AA A. JAKARTA - Pengacara Keluarga Brigadir J , Kamarudin Simanjuntak mengatakan pihak kepolisian memiliki dua kubu pada perkara penembakan Bharada E kepada Brigadir J. Ada pun yang dimaksud ada yang kubu yakni, mereka yang ingin membuka ada juga yang ingin menutup kasus. "Dari pihak kepolisian, ada dua kubu yang saya perhatikan, ada yang
At-Tagabun 15 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ التغابن ١٥ innamāإِنَّمَآOnlysesungguhnya hanyalahamwālukumأَمْوَٰلُكُمْyour wealthhartamuwa-awlādukumوَأَوْلَٰدُكُمْand your childrendan anak-anakmufit'natunفِتْنَةٌۚare a trialfitnah/ujianwal-lahuوَٱللَّهُand Allah -dan Allahʿindahuعِندَهُۥٓwith Himdisisi-Nyaajrunأَجْرٌis a rewardpahalaʿaẓīmunعَظِيمٌgreatbesar Transliterasi Latin Innamā amwālukum wa aulādukum fitnah, wallāhu 'indahū ajrun 'aẓīm QS. 6415 Arti / Terjemahan Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. QS. At-Tagabun ayat 15 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Manusia harus menyadari dengan penuh keinsafan peringatan Allah pada ayat ini. Sesungguhnya harta kamu yang sangat kamu cintai dan anak-anak kamu yang menjadi kebanggaan kamu hanyalah cobaan bagimu, apakah kamu mengelolanya dengan baik dan benar, serta mendidik mereka dengan agama yang lurus; dan di sisi Allah pahala yang besar bagi orang-orang beriman yang mengelola harta dengan baik dan mendidik anak-anak dengan Lengkap KemenagKementrian Agama RI Allah menerangkan bahwa cinta terhadap harta dan anak adalah cobaan. Jika tidak berhati-hati, akan mendatangkan bencana. Tidak sedikit orang, karena cintanya yang berlebihan kepada harta dan anaknya, berani berbuat yang bukan-bukan dan melanggar ketentuan agama. Dalam ayat ini, harta didahulukan dari anak karena ujian dan bencana harta itu lebih besar, sebagaimana firman AllahSekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup. al-'Alaq/96 6-7Dijelaskan pula dalam sabda Nabi bagi tiap-tiap umat ada cobaan dan sesungguhnya cobaan umatku yang berat ialah harta, Riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, ath-thabrani, dan al-hakim, dari Ka'ab bin 'IyadhKalau manusia dapat menahan diri, tidak akan berlebihan cintanya kepada harta dan anaknya, jika cintanya kepada Allah lebih besar daripada cintanya kepada yang lain, maka ia akan mendapat pahala yang besar dan berlipat al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Sesungguhnya harta kalian dan anak-anak kalian hanyalah cobaan bagi kalian yang melupakan kalian dari perkara-perkara akhirat dan di sisi Allah lah pahala yang besar maka janganlah kalian lewatkan hal ini, karena kalian sibuk dengan harta benda dan anak-anak kalian. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Firman Allah Swt.Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu; di sisi Allah-lah pahala yang besar. At-Taghabun 15Allah Swt. berfirman bahwa sesungguhnya harta dan anak-anak itu merupakan ujian dan cobaan dari Allah bagi makhluk-Nya, agar dapat dijelaskan siapa orang yang taat kepada-Nya dan siapa yang durhaka Allah Swt.di sisi Allah-lah. At-Taghabun 15 kelak di hari yang besar. At-Taghabun 15 Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lainDijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga. Ali Imran 14dan ayat yang Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu Waqid, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Buraidah, bahwa ia pernah mendengar Abu Buraidah mengatakan, "Dahulu Rasulullah Saw. ketika sedang berkhotbah, datanglah Al-Hasan dan Al-Husain yang mengenakan baju gamis merah, keduanya berjalan dengan langkah yang tertatih-tatih. Maka Rasulullah Saw. langsung turun dari mimbarnya dan menggendong keduanya, lalu mendudukkan keduanya di hadapannya, kemudian bersabda Allah dan Rasul-Nya benar, sesungguhnya harta dan anak-anak kalian hanyalah cobaan. Aku memandang kedua anak ini yang berjalan dengan langkah yang tertatih-tatih, maka aku tidak sabar lagi hingga terpaksa aku putuskan pembicaraanku dan, menggendong keduanya'.Ahlus Sunan telah meriwayatkan hadis ini melalui Husain ibnu Waqid dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, sesungguhnya kami mengetahui hadis ini hanya melalui hadisnya Husain ibnu Waqid.'Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih ibnun Nu'man, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Mujalid, dari Asy-Sya'bi, telah menceritakan kepada kami Al-Asy'as ibnu Qais yang mengatakan bahwa aku datang menghadap kepada Rasulullah Saw. dalam delegasi Kindah, lalu beliau Saw. bertanya kepadaku, "Apakah engkau punya anak?" Aku menjawab, "Ya, seorang putra yang baru dilahirkan untukku dari anak perempuan Hamd sebelum keberangkatanku kepada engkau. Dan sesungguhnya aku berharap sekiranya kedudukannya diganti dengan kaum yang pemberani." Maka Nabi Saw. bersabda Jangan sekali-kali kamu katakan demikian, karena sesungguhnya di antara mereka terdapat penyejuk hati dan pahala yang banyak bila mereka dicabut nyawanya semasa kecil. Kemudian Nabi Saw. bersabda Dan sesungguhnya jika kukatakan memang demikian, sesungguhnya mereka anak-anak itu benar-benar merupakan penyebab hati menjadi pengecut dan duka Ahmad meriwayatkan hadis ini secara Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu Bakar, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Isa, dari Ibnu Abu Laila, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda Anak itu adalah buah hati, dan sesungguhnya mereka itu penyebab hati menjadi pengecut, sifat menjadi kikir, dan sumber Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengenal hadis ini kecuali melalui sanad Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasim ibnu Marsad, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail ibnu Iyasy, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadakuDamdam ibnu Zur'ah, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Abu Malik Al-Asy'ari, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Musuhmu itu bukanlah orang yang jika kamu bunuh, maka kemenangan bagimu; dan jika dia membunuhmu, maka kamu masuk surga. Tetapi barangkali yang menjadi musuhmu itu adalah anakmu yang keluar dari sulbimu sendiri. Kemudian musuh bebuyutanmu adalah harta yang kamu Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab Sesungguhnya harta dan anak kalian itu adalah cobaan. Allah memiliki balasan amat besar yang diperuntukkan bagi mereka yang lebih mengutamakan taat kepada Allah.
nyaseluruh apa yang ada di langit dan di bumi pada dasarnya hanyalah milik Allah. Di antara ayat Alquran yang menegaskan pernyataan ini dapat dikemukakan dalam Q.s. Tâhâ [20]: 6, Q.s. Yûnus [10]: 66, dan Q.s. Saba' [34]: 22, sebagai berikut: ﮙ ﮘ ﮗ ﮖ ﮕ ﮔ ﮓ ﮒ ﮑ ﮐ ﮏ ﮎ Kepunyaan-Nya lah semua yang ada di langit
Logo YouVersionAlkitabRencanaVideoDapatkan AplikasinyaPemilih BahasaIkon PencarianMatius 621Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu AlkitabAplikasi Alkitab untuk Anak-AnakVerse Images for Matius 621Rencana Bacaan dan Renungan gratis terkait dengan Matius 621Saya Bermurah HatiInilah Yang Kita LakukanBagaimana Berhenti KhawatirRuang BernapasKhawatir Tentang UangLebih Baik Daripada NormalKeuanganSatu Menit Setelah Anda MatiSeberapa Banyak Cukup Itu?Hidupkan Gairah Rohani dalam Pernikahan AndaBersiap untuk PernikahanMenyukai YesusBebas dari Perbandingan Sebuah Rencana Bacaan 7 Hari Oleh Anna LightAjaran-ajaran YesusIngin Sukses?Mengejar Wortel7 Hari Untuk Menjadi Orang yang Lebih Murah HatiHarta MilikKabar Baik Memberi Semangat kepada Dunia yang Dilanda KrisisKehidupan Alam Bebas—Mulai Menjalani Hidup Yang SesungguhnyaBerbisnis Bersama TuhanProgram Bacaan yang Lebih BaikDapatkan Aplikasi Alkitab YouVersionSimpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya!YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kamiBerandaAlkitabRencanaVideo
Dalamsebuah riwayat dikatakan Sesungguhnya Allah Taala menjadikan dunia itu di from GGDGDU 74 at Islamic University of Makassar
gadget, bisnis, otomotifInjil Lukas 1234 TB -Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu Matthew Henry kalimat ”di situ juga hatimu berada” memiliki pengertianPertama, nilai dan harga diri berada, di situ pula cinta dan perasaan berada. Kedua, perhatian dan kekhawatiran, karena takut kehilangan harta itu, di situ harapan, pikiran-pikiran yang bebas, pikiran yang tetap dan pikiran yang timbul untuk memikirkan apa yang menjadi milik kita. Artinya, jika seseorang menghargai perkara duniawi, maka hati orang tersebut akan diperbudak olehnya. Dan selanjutnya,jika Kerajaan Allah, perkara sorgawi, Firman-Nya, kehadiran-Nya, kekudusan-Nya, dan hubungan denganNya merupakan harta orang tersebut, maka orang tersebut akan memiliki hubungan pribadi dengan Allah secara nyata, sehingga hatinya akan tertarik kepada perkara Kerajaan-Nya dan hidupnya akan diarahkan ke sorga, sambil menantikan kedatangan Tuhan kembali. Dengan demikian, kalimat ”di situ juga hatimu berada”, ini menjelaskan bahwa jika manusia menggangap kekayaan di dunia sebagai harta yang paling penting, maka harta itu akan berada dan tinggal di dalam hati dan menjadi pusat kehidupan, kemudian hati itu akan selalu terpikat oleh harta tersebut. Sehingga fungsi hati yang seharusnya tempat seseorang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan, di jadikan tempat pribadi manusia dengan harta miliknya, inilah yang disebut dengan kalau manusia menganggap harta di sorga yaitu hidup kekal itu lebih berharga dari harta di bumi ini, maka orang tersebut akan meletakkan hati dan pikirannya kepada apa yang dianggapnya lebih berharga. Oleh sebab itu, tampaklah bahwa seseorang menimbun harta di sorga jika hatinya berada di sana sementara ia berada di Teologis Injil Lukas 12 341. Hidup Dalam Ketamakan Orang-orang Kristen terperangkap dalam suatu kehidupan yang tidak puas karena ikut mengejar sasaran-sasaran duniawi. Sasaran-sasaran itu selalu berkembang menjadi ingin lebih, semakin lebih lagi, dan mencapai yang paling top. Kitab suci menyebutnya sebagai suatu kegemaran atau ketamakan dan kesombongan. Lukas 12 34 sangat jelas mengajarkan kepada orang percaya supaya jangan hidup dalam ketamakan. Dalam Lukas 1215 juga mengatakan bahwa ”Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan ….” artinya, awasilah dirimu, jagailah hatimu baik-baik, jangan sampai sikap tamak merasuki hatimu itu, dan memelihara diri dan bulatkanlah hatimu dengan rapat-rapat, agar jangan sampai ketamakan menguasai dan memerintah di dalam hati, sebab ketamakan adalah dosa yang harus terus diwaspadai, karena siapa saja bisa jatuh dalam dosa ketamakan. Firman Tuhan di atas jelas mengingatkan kembali kepada setiap orang percaya. Ada banyak orang Kristen yang pandai membenarkan diri sendiri dan bahkan berani menggunakan Firman Tuhan untuk menutupi ketamakannya. Harta dan materi sebenarnya boleh saja dicari dan dimiliki, untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk sarana pelayanan kepada Tuhan dan kepada sesama manusia, tetapi yang pasti hidup ini bukan semata-mata hanya untuk mengejar harta duniawi sehingga dapat mengabaikan harta yang bersifat kekal. Oleh sebab itu, hendaklah setiap orang percaya dapat menjauhkan diri dari ketamakan, karena orang yang berhasil mengumpulkan harta dunia sebanyakbanyaknya, akan terbius oleh keindahan hartanya, dan ia sesungguhnya menjadi orang kaya yang miskin di hadapan Allah2. Masuk Dalam Jebakan Materialisme Materialisme adalah penyimpangan penyediaan Allah akan dunia materi. Ini merupakan penggeseran kekuasaan, yang menyebabkan manusia tidak menguasai halhal materi, tetapi justru diperbudak olehnya. Bila seseorang hidup untuk mengumpulkan hal-hal materi, ia akan menjadi budak materi tersebut. Perjanjian Baru mengatakan, ”Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati ….?” Roma 6 16; dan ”Mereka … menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya” Roma 1 25Ayat-ayat di atas menyimpulkan bahwa materialisme adalah perhambaan oleh halhal materi. Jika manusia telah terjebak dalam kehidupan materialisme, maka pola hidupnnya meliputi cinta uang, suatu keinginan yang tidak terkendalikan akan hal-hal materi, dan dikuasai olehnya. Sehingga manusia lebih percaya bahwa materi dapat memberi keamanan, jadi manusia bersandar kepadanya dan bukannya bersandar kepada posisi Tuhan Allah dalam hati orang percaya telah digantikan dengan harta atau materi dunia, maka sama artinya orang tersebut telah menduakan Tuhan dengan harta dunia, yang berakibat jatuh dalam penyembahan berhala. Oleh sebab itu, dengan tegas Lukas mengajarkan supaya orang percaya harus dapat menjauhkan diri dari jebakan-jebakan materialisme, sehingga otoritas Allah dalam hati kita tidak akan tergantikan oleh apapun Hidup Dalam Kekhawatiran Apabila hati manusia sudah terpikat oleh harta dunia dan menempatkan harta itu yang utama, maka mengakibatkan manusia akan selalu dikuasai oleh rasa kekhawatiran yang berlebihan akan harta bendanya. Segala kekhawatiran tidak akan menghasilkan apa-apa, sia-sia dan tidak berguna. Karena itu bodohlah jika manusia terus jika tidak mampu melakukan hal yang paling kecil, yaitu hal dalam hidup yang tidak dapat di ubah dengan kekuatan sendiri, janganlah terlalu memusingkan diri dengan hal-hal yang lain yang jauh berada di luar kekuatan manusia, yang sesungguhnya bergantung kepada pemeliharaan Allah sepenuhnya. Dengan demikian, hendaklah setiap orang percaya harus bersikap bijaksana dengan menerima setiap keadaan yang ada dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan penuh ucapan syukur, karena kekhawatiran dan penyesalan, keluhan dan kecemasan tidak akan pernah dapat memperbaikinyaKesimpulan Jadi Allah sungguh sangat peduli terhadap di mana harta berada, karena di situ jugalah hati akan berada. Jika hati ada pada Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan, maka tidak diragukan lagi maka akan bisa memberi kepada Tuhan lebih banyak daripada yang lain. Apa yang dicintai, maka waktunya akan lebih banyak ke sana dan juga akan berinvestasi ke sana. Tuhan tahu hal ini dan Dia juga memperhatikan kemana seseorang menginvestasikan hartanya. Sebagai contoh, di mana manusia menaruh harta bendanya, di situ pulalah hati mereka berada. Jika seseorang memiliki uang di pasar saham, maka akan sangat tertarik dengan apa yang terjadi di sana. Hati seseorang akan berada di pasar saham. Tetapi jika tidak punya uang di sana, tentu tidak akan peduli dengan apa yang sedang terjadi di tidak benci kepada harta benda, tetapi Dia tidak suka jika manusia mencintai harta bendanya sehingga menempatkan Tuhan dan keluarganya sendiri menjadi tidak lebih penting, ataupun bahkan sampai mau untuk mengorbankan prinsip-prinsip alkitabiah untuk mendapatkannya. Kedekatan dan keintiman manusia dengan Tuhan dapat dipertimbangkan sebagai kekayaan yang sesungguhnya, sehingga hal yang lebih daripada harta yang bersifat sementara, seperti Cinta kasih, Sukacita, Damai sejahtera akan manusia dapatkan, dan sebenarnya hal itulah yang menjadi kekayaan yang sesungguhnya. Hal-hal ini lebih berharga daripada harta yang berjumlah berapa pun, dan materi tidak dapat membeli Kerajaan sorga. Tetapi Tuhan memang memakai harta yang bersifat sementara untuk melihat apakah manusia dapat dipercaya untuk menerima harta sesungguhnya.
SesungguhnyaAllah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal". (Q.S. al Hujarat: 13). "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui". (Q.S. ar Rum: 22).
YAKINLAH bahwa harta itu sebenarnya milik Allah sedangkan manusia hanya memegang amanah atau pinjaman dari-Nya. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Qur’an Al Karim “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah meminjamkan kepadamu,” QS Al Hadid 7 Allahlah pemilik harta benda, karena Dia yang menciptakannya dan yang menciptakan sumber produksinya serta memudahkan sarana untuk mendapatkannya, bahkan Dia-lah yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta. “Dan kepunyaannya Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi..,” QS An-Najm 31 BACA JUGA Saat Manusia Tidak Lagi Peduli Halal-Haram Harta “Ingatlah sesungguhnya hanya milik-Nya makhluq yang ada di langit dan makhluk yang ada di bumi.,” QS Yunus 66 “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam, kamukah yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya,” QS AI Waqi’ah 63-64 “Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu…,”QS. An-Nuur 33 “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka..,” QS Ali Imran 180 Jadi apa yang diberikan Allah kepada manusia dari karunia-Nya salah satunya adalah harta, sehingga kekuasaan manusia atas harta itu sekedar sebagai wakil, bukan pemilik aslinya. Jika manusia adalah sebagai amin yang dipercaya untuk memegang harta dan sebagai wakil, maka tidak boleh bagi manusia untuk menyandarkan harta itu pada dirinya dan mengatasnamakan keutamaan itu sebagai atas jerih payahnya, sehingga ia mengatakan seperti yang dikatakan oleh orang kafir, “Ini adalah milikku” Fushshilat 41. Atau mengatakan seperti yang dikatakan oleh Qarun, “Sesungguhnya aku diberi harta itu, hanya karena ilmu yang ada padaku” Al Qashash 78. Demikian juga tidak diperbolehkan bagi manusia untuk menyibukkan dirinya dengan harta itu, tanpa melibatkan keluarga dari pemilik aslinya, karena seluruh makhluq adalah keluarga Allah. Hal ini berarti ia telah melupakan kedudukan dan fungsi harta itu. Imam Fakhruddin Ar-Razi mengatakan di dalam tafsirnya, “Sesungguhnya orang-orang fakir itu adalah keluarga Allah dan orang-orang kaya itu khuzzanullah yang menyimpan harta Allah, karena harta yang ada di tangan mereka adalah harta Allah. Seandainya Allah SWT tidak memberikan harta itu di tangan mereka, niscaya mereka tidak memilikinya sedikit pun. Maka bukan sesuatu yang aneh jika ada seorang raja berkata kepada bendaharanya, “Berikan sebagian dari harta yang ada di gudang kepada orang-orang yang membutuhkan dari hamba-hamba sahayaku.” Wajib bagi manusia yang mengemban amanat harta terikat dengan instruksi pemiliknya dan melaksanakan keputusannya serta tunduk terhadap arahan-arahan-Nya dalam memelihara dan mengembangkannya, dalam menginfakkan dan mendistribusikannya. Bukan berkata seperti yang dikatakan oleh penduduk Madyan kepada Nabi Syu’aib AS “Hai Syu’aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. ,” QS Huud 87 BACA JUGA Subuh, Harta Karun di Pagi Hari Hal itu merupakan bantahan mereka ketika Syu’aib menasehati mereka, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik mampu dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan adzab hari yang membinasakan kiamat, hai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan rnanusia terhadap hak-hak mereka janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan,” QS Huud 84-85 Mereka mengira bahwa pemilikan harta itu memperbolehkan bagi mereka untuk bebas berbuat semaunya, walaupun hal itu bertentangan dengan norma-norma akhlaq atau tidak memperhatikan kepentingan masyarakat, dengan alasan bahwa, “Ini harta kami, maka kami menggunakannya terserah kemauan kami.” Islam telah menegaskan bahwa harta adalah milik Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki dari para hamba-Nya. Allah mengamanahkan kepada mereka harta itu untuk melihat bagaimana mereka berbuat, maka apabila mereka tidak beriltizam dengan perintah-perintah Allah berarti mereka telah melanggar batas-batas perwakilan, sehingga harta itu harus diambil secara paksa atau tangan mereka dipukulkan ke batu. Dengan kaidah emas ini, maka Islam maju dalam beberapa kurun abad dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial Islam telah jauh mendahului apa yang digembar-gemborkan oleh sebagian ilmuwan ilmu sosial Barat bahwa sesungguhnya pemilikan itu tugas sosial, dan sesungguhnya orang yang kaya itu harus mengikuti sistem sosial yang ada. Meskipun kata-kata ini sama sekali tidak sebanding dengan ajaran yang ada dalam Al Qur’an. [] Referensi Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur’an dan Sunnah/DR. Yusuf Al-Qardhawi/ 1997/ Citra Islami Press
Cincinstampel dibuat ketika Rasulullah SAW hendak mengirim surat kepada para penguasa 'ajam (non Arab) Sahahabat Nabi ada yang menyampaikan bahwa orang 'ajam tidak menerima surat kecuali ada stempel atasnya. Maka dibuatlah cincin tersebut. Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa beliau berkata ,"Sesungguhnya Nabi SAW mengenakan cincinya di
عن كعب بن عياض رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول إن لكل أُمَّة فتنة، وفِتنة أُمَّتي المال». [صحيح] - [رواه الترمذي والنسائي في الكبرى وأحمد] المزيــد ... Dari Ka'ab bin 'Iyāḍ -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya setiap umat itu ada fitnahnya, dan fitnah umatku adalah harta." Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Tirmiżi Uraian Ka'ab bin 'Iyāḍ -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya setiap umat itu ada fitnahnya," yaitu hal-hal yang menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan dan kemaksiatan. "dan fitnah umatku adalah harta." Karena mereka mengumpulkannya untuk mewujudkan orientasi duniawi dan menghalangi kesempurnaan akhirat. Bermain-main dengan harta dapat melalaikan hati dari melaksanakan ketaatan dan melenakan diri dari akhirat. Terjemahan Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Orang Vietnam Sinhala Uyghur Kurdi Portugis Sawahili Tamil Tampilkan Terjemahan
Setelahsemuanya itu kenyang dan segar -tidak kehausan- lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya engkau semua akan ditanya dari kenikmatan yang engkau semua rasakan ini pada hari kiamat. Engkau semua dikeluarkan dari rumahmu oleh kelaparan.
اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَاَنۡفِقُوۡا مِمَّا جَعَلَـكُمۡ مُّسۡتَخۡلَفِيۡنَ فِيۡهِؕ فَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡكُمۡ وَاَنۡفَقُوۡا لَهُمۡ اَجۡرٌ كَبِيۡرٌ Aaaminuu billaahi wa Rasuulihii wa anfiquu mimmaa ja'alakum mustakh lafiina fiihi fallaziina aamanuu minkum wa anfaquu lahum ajrun kabiir Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah di jalan Allah sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya amanah. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan hartanya di jalan Allah memperoleh pahala yang besar. Juz ke-27 Tafsir Bila sebelumnya Allah memperlihatkan bukti-bukti kekuasaan-Nya, pada ayat ini Allah menganjurkan orang mukmin untuk berinfak. Wahai manusia, berimanlah kamu kepada Allah yang telah menciptakanmu dan kepada Rasul yang diutus-Nya untuk menyampaikan tuntunan-Nya, dan infakkanlah sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya, kepada orang yang berhak. Sesungguhnya dalam hartamu itu terdapat bagian Allah bagi mereka. Maka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya di antara kamu dan menginfakkan sebagian dari hartanya di jalan Allah akan memperoleh pahala yang besar, baik di dunia maupun Dan mengapa kamu, wahai manusia, tidak beriman kepada Allah Yang Maha Pencipta, padahal Rasul mengajak dan menyeru kamu beriman kepada Tuhanmu? Dan sungguh, Dia telah mengambil janji setia-mu untuk bertauhid kepada-Nya. Kamu tentu akan menepati janji itu jika kamu adalah orang-orang mukmin. Pada ayat ini Allah swt memerintahkan agar beriman kepadaNya dan rasul-Nya menafkahkan harta-harta yang mereka miliki, karena harta dan anak itu adalah titipan Allah pada seseorang, tentu saja pada suatu hari titipan tersebut akan diambil kembali. Syu'bah berkata, "Aku mendengar Qatadah menceritakan tentang Muththarif yang menemui Nabi saw, beliau membaca Surah atTakatsur, lalu berkata Manusia berkata, "Hartaku, hartaku." Hartamu hanya yang telah engkau makan lalu habis, atau pakaian yang engkau pakai lalu menjadi usang, atau sesuatu yang engkau sedekahkan lalu menjadi kekal tetap. Maka selain dari itu akan lenyap dan untuk orang lain. Riwayat Muslim Kemudian Allah menerangkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah membenarkan rasul-Nya serta menginfakkan hartaharta yang jatuh menjadi milik dari peninggalan orang terdahulu, mereka ini akan mendapat pahala yang besar yang tidak pernah dilihat dan tergores di hati. sumber Keterangan mengenai QS. Al-HadidSurat Al Hadiid terdiri atas 29 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Az Zalzalah. Dinamai Al Hadiid Besi, diambil dari perkataan Al Hadiid yang terdapat pada ayat 25 surat ini.
. b90wvnp616.pages.dev/937b90wvnp616.pages.dev/498b90wvnp616.pages.dev/54b90wvnp616.pages.dev/952b90wvnp616.pages.dev/586b90wvnp616.pages.dev/33b90wvnp616.pages.dev/21b90wvnp616.pages.dev/771b90wvnp616.pages.dev/872b90wvnp616.pages.dev/544b90wvnp616.pages.dev/191b90wvnp616.pages.dev/482b90wvnp616.pages.dev/636b90wvnp616.pages.dev/849b90wvnp616.pages.dev/879
sesungguhnya di dalam hartamu itu ada